Beberapa waktu lalu, isu Carbon Capture and Storage (CCS) ini menjadi perbincangan hangat setelah debat Cawapres Desember lalu sehingga cukup menarik untuk dibahas.
Carbon Capture and Storage (CCS), atau Penangkapan dan Penyimpanan Karbon dalam bahasa Indonesia, adalah suatu teknologi yang dirancang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil dalam proses industri dan pembangkit listrik.
Teknologi CCS melibatkan tiga tahap utama, yaitu penangkapan karbon di sumbernya, transportasi karbon tersebut, dan penyimpanan di lokasi yang aman. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang setiap tahap CCS.
Penangkapan Karbon (Capture)
- Penangkapan Karbon Post-combustion: Tahap ini terjadi setelah pembakaran bahan bakar fosil. Gas buang yang mengandung CO2 dipisahkan dari komponen lainnya menggunakan teknologi seperti solvent, amine, atau adsorpsi. CO2 kemudian diisolasi dan disiapkan untuk tahap transportasi.
- Penangkapan Karbon Pre-combustion: Proses ini terjadi sebelum pembakaran bahan bakar fosil. Sebagai contoh, pada gasifikasi batu bara, hidrogen dipisahkan dari CO2 sebelum proses pembakaran, dan CO2 yang dihasilkan dipisahkan dan disimpan.
Transportasi (Transport)
Setelah CO2 berhasil dipisahkan, tahap berikutnya adalah transportasi. CO2 dapat diangkut melalui beberapa metode, termasuk pipa, kapal, atau truk, tergantung pada jarak dan volume yang perlu diangkut.
Proses transportasi ini memerlukan infrastruktur khusus yang dapat menjamin keamanan dan keefisienan pengiriman CO2 ke lokasi penyimpanan. Pengembangan sistem transportasi yang efektif adalah kunci untuk memastikan bahwa CO2 dapat dipindahkan dari sumbernya ke lokasi penyimpanan dengan aman dan efisien.
Penyimpanan (Storage)
- Tahap penyimpanan melibatkan penyimpanan CO2 yang terpisah di lokasi yang aman dan stabil. Ada beberapa opsi penyimpanan yang umum digunakan:
- Reservoir Bawah Tanah: CO2 dapat disuntikkan ke dalam bekas lapangan gas atau minyak yang sudah tidak produktif, serta ke formasi batuan bawah tanah yang cocok untuk menahan CO2 dalam jangka panjang.
- Pemanfaatan Mineral: CO2 dapat diubah menjadi mineral melalui reaksi kimia dengan batuan yang ada di bawah tanah, menghasilkan material padat yang stabil.
Prinsip utama dari CCS adalah mencegah karbon dioksida mencapai atmosfer, sehingga mengurangi kontribusi terhadap perubahan iklim. Teknologi ini dianggap sebagai salah satu alat penting dalam strategi mitigasi perubahan iklim, terutama ketika kita masih sangat bergantung pada energi fosil.
CCS dapat diterapkan pada berbagai industri, termasuk pembangkit listrik, pabrik-pabrik pengolahan, dan fasilitas produksi energi.
Proyek CCS saat ini umumnya bertujuan untuk mencapai efisiensi penangkapan sebesar 90%, tetapi sejumlah proyek saat ini gagal mencapai tujuan tersebut. Para penentang berpendapat bahwa penangkapan dan penyimpanan karbon hanyalah pembenaran atas penggunaan bahan bakar fosil tanpa batas dan disamarkan sebagai pengurangan emisi marginal.
Secara global, sejumlah undang-undang dan peraturan telah dikeluarkan yang mendukung atau mewajibkan penggunaan teknologi CCS. Di AS, Undang-Undang Infrastruktur, Investasi, dan Ketenagakerjaan tahun 2021 memberikan dukungan untuk berbagai proyek CCS, sedangkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi tahun 2022 memperbarui undang-undang kredit pajak untuk mendorong penggunaan penangkapan dan penyimpanan karbon.
Pada tahun 2023 EPA mengeluarkan peraturan yang mengusulkan bahwa CCS diwajibkan untuk mencapai pengurangan emisi sebesar 90% untuk pembangkit listrik tenaga batu bara dan gas alam yang ada. Aturan itu akan berlaku efektif pada periode 2035-2040. Negara-negara lain juga mengembangkan program untuk mendukung teknologi CCS, termasuk Kanada, Denmark, Tiongkok, dan Inggris, bahkan juga Indonesia.
Meskipun CCS memiliki potensi besar dalam mengurangi emisi karbon, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, termasuk biaya tinggi, ketidakpastian geologi untuk penyimpanan jangka panjang, dan masalah sosial serta etika terkait dengan penangkapan dan transportasi CO2.
Meski begitu, perkembangan teknologi dan upaya pengembangan proyek CCS terus berlangsung di seluruh dunia sebagai bagian dari strategi global untuk menghadapi perubahan iklim.
Salam sukses, Angphotorion!
Salam Angphot! Kamu bisa belajar pertanian modern yang berkelanjutan sekaligus melakukan jual beli produk pertanian dengan aman bersama kami dalam link whatsapp Angphotorion dan Channel Telegram Angphot. Kamu juga dapat mengajukan pertanyaan serta berkonsultasi gratis bersama kami. Kami juga menyediakan kesempatan sebagai reseller dan mitra dalam naungan Angphotorion. Selengkapnya lihat ketentuan dalam halaman kami. Katalog anggrek, aglonema, produk makanan sehat dan hidroponik, buku, serta karya kreatif bisa kamu lihat di Katalog Angpot.