Limbah makanan diketahui menjadi suatu permasalahan serius, terutama karena sulitnya untuk diolah. Jumlah sampah makanan di Indonesia sangat tinggi, bahkan tertinggi di Asia Tenggara. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2018 menunjukkan bahwa 44% dari timbulan sampah adalah sampah makanan. Hal ini menyebabkan kerugian sebesar Rp 213-551 triliun/tahun atau setara dengan 4-5% PDB Indonesia setiap tahunnya.
Tingginya jumlah limbah makanan atau food loss and waste (FLW) ini berdampak buruk pada berbagai aspek, terutama peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK). Total estimasi emisi selama 20 tahun (2000-2019) sebesar 1.702,9 Mt CO2eq. Sampah makanan yang berada di tempat pembuangan akhir (TPA) akan terurai dan menghasilkan gas metana (CH4) yang 25 kali lebih berbahaya dalam memicu pemanasan global dibandingkan karbon dioksida (CO2).
Arin Khurota, mahasiswa Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB), merasa prihatin dengan banyaknya limbah sayuran yang menumpuk di desanya, Desa Padomasan, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember.
Setiap hari, pasar tradisional dan rumah tangga membuang sayuran yang sudah tidak layak konsumsi. Sayangnya, limbah ini tidak dikelola dengan baik dan akhirnya membusuk serta mencemari lingkungan.
Melihat permasalahan tersebut, Arin mulai mencari cara untuk mengolah limbah ini agar lebih bermanfaat. Ia mengamati bahwa ikan sungai sering memakan bahan fermentasi alami. Dari sini, ia mendapatkan ide untuk mencoba konsep serupa dengan limbah sayuran.
Ia bersama timnya kemudian melakukan berbagai eksperimen untuk mengubah limbah sayuran menjadi pakan ikan berkualitas.
Baca juga: Lakukan 10 Cara ini Supaya Daganganmu Laris di Shopee
Proses Pengembangan Produk
Pada Mei 2023, Arin dan timnya mulai melakukan uji coba skala kecil. Mereka mengumpulkan limbah sayuran dari pasar dan rumah tangga di sekitar desa. Mereka memproses limbah tersebut melalui fermentasi menggunakan bakteri probiotik. Proses fermentasi ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan nutrisi dalam limbah sayuran agar sesuai dengan kebutuhan ikan.
Awalnya, mereka menghadapi berbagai tantangan. Kadar protein dalam pakan yang dihasilkan masih sangat rendah, hanya sekitar 6%, padahal standar pakan ikan yang baik harus mencapai 36%.
Tim kemudian melakukan berbagai penyesuaian formula, menambahkan bahan tertentu untuk meningkatkan kandungan protein, serta melakukan uji coba dengan berbagai jenis ikan. Setelah beberapa bulan penelitian, mereka akhirnya berhasil menemukan formula pakan ikan dengan kadar protein yang optimal.
Baca juga: Pakan Ikan dari Bungkil Sawit sebagai Alternatif Pengganti Tepung Ikan
Pendirian PT Angphot Orion Indonesia
Setelah berhasil mengembangkan produk pakan ikan Vitoma dari limbah sayuran, Arin dan timnya memutuskan untuk mengkomersialkan inovasi mereka. Pada Februari 2023, mereka mendirikan PT Angphot Orion Indonesia, sebuah perusahaan yang berfokus pada produksi dan distribusi pakan ikan ramah lingkungan berbahan dasar limbah sayuran.
PT ANGPHOT tidak hanya bertujuan untuk mengurangi limbah sayuran, tetapi juga menyediakan alternatif pakan ikan yang lebih ekonomis dibandingkan pakan komersial yang tersedia di pasaran.
PT Angphot Orion Indonesia didirikan oleh Arin Khurota bersama lima rekannya, yaitu Ariq Ihza Rafi A, Rio Maulana Putra, Jihan Fahira, David J. Prasetyo, dan Muhammad Harun Rasyid. Meskipun pada awal pendiriannya mereka berenam, saat ini hanya empat orang yang masih aktif sebagai eksekutif di perusahaan ini. Arin sendiri menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) PT Angphot Orion Indonesia.
Perusahaan ini resmi terdaftar di laman web Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) pada 4 Februari 2023 dengan nomor registrasi AHU-039665.AH.01.30.Tahun 2024. Sejak berdiri, PT Angphot Orion Indonesia telah meraih berbagai pencapaian signifikan.
Pada Desember 2024, mereka mendapatkan pendanaan sebesar Rp 300 juta dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui skema pendanaan RIIM-PPBR/RIIM-Startup gelombang ketiga. Dari 97 proposal yang masuk, hanya empat perusahaan pemula yang berhasil lolos, termasuk PT Angphot Orion Indonesia.
Selain pendanaan dari BRIN, PT Angphot Orion Indonesia juga masuk 10 besar Pertamuda 2024: Seed and Scale for Startup in Indonesia, yang merupakan kompetisi ide bisnis mahasiswa terbesar di Indonesia yang diselenggarakan oleh PT Pertamina. Mereka bersaing dengan 3.245 mahasiswa dari 696 perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia.
Perusahaan juga berhasil meraih juara kedua dalam UTU Awards 2024 untuk kategori penyusunan rencana bisnis perusahaan pemula di Meulaboh, Aceh Barat, serta meraih posisi yang sama dalam ajang UC Empower 2024 yang diadakan oleh Universitas Ciputra, Surabaya.
Di tingkat internasional, PT Angphot Orion Indonesia mewakili Indonesia dalam ajang China International SME Fair and SME Innovation & Entrepreneurship Competition 2024 for ASEAN, Japan, & South Korea Chapter di Guangzhou, China, pada 15-16 November 2024.
Mereka juga menjadi finalis dalam Ecothon Startup Early Stage 2023–ASEAN Business Incubator yang berlangsung dari Juli hingga September 2023 yang diselenggarakan oleh ASEM Eco-Innovation Center (ASEIC) di Seoul, Korea Selatan.
Melalui ANGPHOT, Arin dan timnya berkomitmen untuk terus mengembangkan produk berbasis limbah sayuran yang bermanfaat bagi sektor agrikultur dan akuakultur. Salah satu produk unggulan mereka, Vitoma, saat ini sedang dalam proses paten dan sertifikasi sebelum dipasarkan secara luas.
Mereka memproduksi pakan ikan melalui proses fermentasi yang meningkatkan nilai gizi dan daya tahan pakan di dalam air. Dengan metode ini, pakan ikan tidak mudah hancur saat terkena air, sehingga ikan dapat mengonsumsinya secara optimal. Selain itu, penggunaan limbah sayuran sebagai bahan baku membuat harga produk mereka lebih kompetitif dibandingkan pakan konvensional.
Baca juga: Perbandingan Kualitas Pakan Ikan Vitoma vs. Produk Konvensional
Dukungan dan Pendanaan dari BRIN
Inovasi yang dikembangkan oleh Arin dan timnya menarik perhatian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Setelah melalui seleksi ketat, PT Angphot Orion Indonesia berhasil mendapatkan pendanaan dari BRIN pada Desember 2023. Dana ini digunakan untuk mengembangkan produk lebih lanjut, meningkatkan kapasitas produksi, dan memperluas jangkauan pemasaran.
Pendanaan dari BRIN menjadi dorongan besar bagi Arin dan timnya untuk terus mengembangkan inovasi mereka. Mereka menggunakan dana tersebut untuk membeli peralatan yang lebih modern dan meningkatkan efisiensi proses produksi. Dengan dukungan ini, mereka berharap bisa menjangkau lebih banyak peternak ikan di berbagai daerah di Indonesia.
Tantangan dan Kendala
Perjalanan Arin dan timnya dalam mengembangkan pakan ikan dari limbah sayuran tidak selalu mulus. Mereka menghadapi berbagai tantangan teknis, mulai dari menentukan kadar protein yang tepat, memastikan pakan dapat mengapung di air, hingga menjaga kualitas pakan agar tetap stabil dalam berbagai kondisi lingkungan.
Salah satu tantangan terbesar adalah meningkatkan kadar protein dalam pakan. Tim awalnya hanya berhasil mencapai kadar protein 6%, yang jauh dari standar pakan ikan. Namun, mereka terus melakukan penelitian dan percobaan hingga akhirnya menemukan formula yang mampu meningkatkan kadar protein hingga 36%. Selain itu, mereka juga harus memastikan pakan tidak cepat hancur di air agar ikan bisa mengonsumsinya secara optimal.
Selain tantangan teknis, mereka juga menghadapi kendala dalam hal distribusi dan pemasaran. Mereka harus meyakinkan para peternak ikan bahwa pakan berbahan dasar limbah sayuran ini memiliki kualitas yang setara atau bahkan lebih baik dibandingkan pakan ikan konvensional.
Untuk mengatasi masalah ini, mereka melakukan berbagai uji coba langsung di tambak-tambak ikan dan memberikan sampel gratis kepada peternak agar mereka bisa melihat sendiri manfaat produk ini.
Proses Fermentasi dan Keunggulan Produk
Tim PT Angphot Orion Indonesia menggunakan teknik fermentasi khusus untuk meningkatkan nilai gizi dalam limbah sayuran. Proses ini melibatkan bakteri probiotik yang membantu meningkatkan kadar protein dan membuat pakan lebih mudah dicerna oleh ikan. Selain itu, fermentasi juga menghilangkan zat-zat berbahaya yang mungkin ada dalam limbah sayuran, sehingga pakan ini aman untuk dikonsumsi ikan.
Keunggulan utama dari pakan ikan ini adalah harga yang lebih terjangkau dibandingkan pakan konvensional. Dengan bahan baku utama yang berasal dari limbah, biaya produksi bisa ditekan sehingga harga jualnya lebih murah. Selain itu, pakan ini memiliki dampak positif terhadap lingkungan karena membantu mengurangi jumlah limbah sayuran yang berakhir di tempat pembuangan sampah.
Dampak Lingkungan dan Sosial
Inovasi ini memberikan manfaat ganda, baik dari segi lingkungan maupun sosial. Dari sisi lingkungan, pakan ikan berbahan dasar limbah sayuran membantu mengurangi jumlah sampah organik yang sering menjadi sumber pencemaran. Limbah sayuran yang sebelumnya hanya dibuang dan membusuk kini bisa dimanfaatkan menjadi produk bernilai ekonomi.
Dari sisi sosial, inovasi ini memberikan peluang baru bagi petani dan peternak ikan. Petani sayuran yang memiliki banyak limbah kini bisa menjualnya kepada PT Angphot Orion Indonesia, sehingga mereka mendapatkan tambahan penghasilan.
Sementara itu, peternak ikan bisa mendapatkan pakan berkualitas dengan harga lebih terjangkau, yang membantu mereka mengurangi biaya produksi dan meningkatkan keuntungan.
Baca juga: Cara Memasukkan Produk Ke Indomaret dan Alfamaret Terbaru
Beli Pakan Ikan Organik VITOMA di Official Store ANGPHOT!
Rencana Masa Depan
Setelah mendapatkan pendanaan dari BRIN, PT Angphot Orion Indonesia berencana memperluas produksi dan distribusi pakan ikan berbahan dasar limbah sayuran ke berbagai daerah di Indonesia. Mereka juga berencana melakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas pakan dan menjajaki kemungkinan ekspansi ke pasar internasional.
Selain itu, mereka ingin menjalin kerja sama dengan pemerintah dan institusi pendidikan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah makanan. Mereka berharap inovasi ini bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk melihat limbah sebagai sumber daya yang bisa dimanfaatkan, bukan sekadar sampah yang harus dibuang.
Inspirasi bagi Generasi Muda
Kisah sukses Arin Khurota dan timnya menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berinovasi dan mencari solusi bagi permasalahan lingkungan. Dengan kreativitas dan ketekunan, mereka berhasil mengubah limbah menjadi produk bernilai tinggi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Melalui inovasi ini, mereka membuktikan bahwa masalah lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau organisasi besar, tetapi juga bisa diatasi oleh individu dan kelompok kecil yang memiliki kepedulian dan semangat untuk mencari solusi. Inovasi mereka menjadi bukti bahwa perubahan positif bisa dimulai dari langkah kecil, selama ada kemauan untuk mencoba dan terus belajar.